7 Warung di Kota Malang Ini Punya Sego Pecel Maknyuss

Udah sarapan pake apa hari ini, Dolaners? Salah satu menu yang asik buat disantap dipagi hari ialah pecel. Bumbu kacangnya khas, setelah disangrai, kemudian ditumbuk sampai halus dengan bawang putih, daun jeruk purut, kencur, gula merah, garam, asam Jawa, dan cabe bila ingin pedas. Tapi ternyata menu berisi aneka sayur rebus yang disiram bumbu kacang ini punya citarasa berbeda di kota Malang. Yuk, lihat bedanya sego pecel di tujuh warung berikut ini.

1. Nasi Pecel Pincuk Berkah

Salah satu pecel maknyus di Kota Malang ya Nasi Pecel Pincuk Berkah. Pincuk maksudnya menu nasi atau sego pecel ini disajikan di atas daun pisang yang dibentuk agak kerucut di satu sisi. Lipatan non permanen ini bisa buyar kalau ditaruh di meja, jadi makannya ya dipegang pake tangan kiri – kecuali Dolaners kidal, ya.

Nah, Nasi Pecel Pincuk Berkah ini punya alas pincuk untuk sego pecelnya. Jadi, Dolaners bisa taruh nasi pecel di meja, kemudian bisa makan dengan menggunakan sendok dan garpu. Warung yang tak terlalu besar ini sering ramai pembeli, mungkin karena terhitung kinclong alias bersih banget. Selain kebersihan, sepertinya pelanggan Nasi Pecel Pincuk Berkah ini tetap kembali karena cocok dengan sayuran pecelnya yang masih terasa segar. Bumbu sambel pecelnya juga bisa pesan mau yang gak pedes atau yang pedes banget. Citarasa khas sambel pecel di warung ini kental dan manis, bahkan manisnya masih terasa bila Dolaners menggunakan sambel pecel yang paling pedes. Dipadu dengan peyek renyah, waaaah rasanya mantap! Mungkin cuma kurang timun iris segar saja, sih. Tapi masih ada beragam lauk pendamping, seperti tempe goreng, telor ceplok, sate ati ampela, sate daging sapi, bahkan rempeyek udang juga ada. Tentu tiap lauk ini dihargai sendiri, diluar harga sego pecelnya ya, Dolaners.

2. Pecel Winongo

Jangan harap tempat makan yang nyaman kalau Dolaners pengen makan Pecel Winongo. Warung kaki lima ini bahkan tak punya meja, cuma bangku buat duduk rame-rame makan sego pecel pincuknya. Meskipun demikian, pembeli teteeeep aja datang silih berganti. Banyu mili, kalau orang Jawa bilang.

Pecel Winongo bercitarasa khas Trenggalek, disajikan dengan pincuk daun pisang. Sayur pecelnya ada kacang panjang, bayam, dan tauge, disiram dengan bumbu kacang yang cenderung berasa manis. Pecel Winongo juga menawarkan banyak lauk pendamping, seperti telur goreng, tempe, empal, sate daging, dan tentunya, peyek. Konon katanya, pendiri Pecel Winongo adalah salah seorang anak buah Pecel Mustika. Setelah keluar, lokasi yang dipilih untuk berjualan nasi pecelnya berada di Jalan Panderman, yang merupakan lokasi awal Pecel Mustika. Makanya, tak jarang Pecel Winongo dikenal juga dengan Warung Pecel Panderman Baru, sedangkan cabangnya yang lain berada di kawasan Tidar Kota Malang.

3. Pecel Kane

Pecel Kane berada di belakang kampus Universitas Brawijaya Malang. Cocok nih, buat Dolaners yang nyari budget pecel di Kota Malang karena makanan di kawasan kampus biasanya sesuai dengan kantong mahasiswa.

Pecel Kane bisa dinikmati dengan lauk tempe, empal, ayam, paru, dadar jagung, dan rempeyek. Peyeknya recommended banget nih, Dolaners. Bahkan, ada yang dijual terpisah kalau Dolaners mau borong buat cemilan di rumah. Dolaners juga bisa pesan bumbu pecel yang gak pedes, pedes sedang, atau pedes banget. Selain nasi pecel, di warung ini juga tersedia sayur lodeh dan sayur sop.

4. Nasi Pecel Mbak Pur

Nasi Pecel Mbak Pur adalah salah satu warung sego pecel yang cukup eksis di Kota Malang. Bagaimana tidak, warung pecel ini buka sejak tahun 1975. Dolaners ngaku eksis? Hayooo, mungkin malah lebih eksis warung pecel ini lho. Apalagi, warung pecel Mbak Pur ini konon menjadi langganan Bapak Walikota Malang sebelum beliau menjabat. Dulu, Abah Anton kabarnya sering makan Nasi Pecel Mbak Pur bersama sekeluarga. Nah, eksis banget gak, tuh?

Nasi Pecel Mbak Pur dirintis oleh Ibu Poerwati dan suaminya, yang memulai usahanya sejak di Jalan Saparua Kota Malang dengan nama Pecel Mbojo. Sego pecel khas Blitar yang dihidangkan di warung ini bener-bener gak pelit peyek. Mana ada peyek kacang dan teri, pula. Endes! Tempatnya juga bersih, dan keluarga Ibu Poer juga ramah-ramah.

5. Pecel Kawi

Barangkali, sego pecel yang paling tersohor dari dulu sampai sekarang di Kota Malang, ya Pecel Kawi. Warung pecel ini sempat tutup selama sekitar setahun, kemudian buka lagi dan dikelola oleh penerus owner yang terdahulu. Namun warung yang diwariskan turun temurun ini ternyata tak memiliki perbedaan citarasa, bahkan juru masak dan karyawannya juga tetap sama. Dan karena warung warisan, suasana warung Pecel Kawi ini ya terasa banget jadulnya. Memasuki warungnya seakan membuat Dolaners tenggelam kedalam lorong waktu dan tiba di Pecel Kawi – semuanya serba tempo doeloe.

Racikan bumbu pecel di warung ini khas Jawa Timuran, pedas dan gurih. Sayur mayurnya lengkap, ada kacang panjang, tauge, timun, kangkung, hingga daun kemangi, tak lupa ada peyek kacang dan kripik tempe. Lauknya juga beragam, seperti ati ayam, babat, telur mata sapi, sate telur puyuh, dan lain-lain. Selain nasi pecel, warung Pecel Kawi juga menyediakan menu rawon.

6. Nasi Pecel Mustika

Bisa dibilang, Nasi Pecel Mustika adalah yang tertua di Kota Malang – berdiri sejak tahun 1964. Mungkin rahasia kelanggengannya terletak pada citarasa bumbu pecelnya yang khas Jawa Timuran, konsisten tak berubah dari dulu hingga sekarang. Bumbu kacang Nasi Pecel Mustika ini masih diulek, jadi saat melahapnya Dolaners bisa merasakan tekstur kacang yang belum halus. Potongan cabenya yang menyembul diantara warna bumbu kacang dan sayuran juga tampak menggoda selera makan. Lauk pendampingnya bermacam-macam, mulai tempe goreng khas Malang hingga serundeng dan acar.

Yap, inilah Nasi Pecel Mustika yang terkait dengan Pecel Winongo tadi. Sebelum dikenal dengan nama Warung Pecel Mustika, warung ini telah terlebih dahulu dikenal dengan nama Warung Pecel Panderman karena berada di Jalan Panderman. Sesuai lokasinya sekarang, warung ini juga kadang dikenal sebagai Warung Pecel Rajakwesi. Peracik sego pecelnya masih tetap sang owner, seorang ibu yang sudah berumur. Jadi harap sabar bila Dolaners pingin mencicipi sego pecelnya, ya.

7. Depot Pecel Sukun

Depot Pecel Sukun juga terbilang eksis di Kota Malang karena sudah ada sejak tahun 1982. Kerennya lagi, warung pecel ini belum sekalipun berpindah lokasi. Racikan bumbu pecel khas Tulungagungnya juga tetap diolah oleh Ibu Wiedjiati, sang owner, selama berpuluh-puluh tahun. Bila berhalangan, salah satu putra atau putri beliau yang menggantikan meracik bumbu pecelnya. Integritas yang keren ya, Dolaners? Tak heran, rasa yang konsisten sanggup mengundang pembeli hingga 300 bahkan 500 orang setiap harinya.

Bumbu kacang yang cenderung manis di Depot Pecel Sukun berpadu pas dengan sedikit rasa pedas. Tekstur bumbu pecelnya kental, menyatu dengan sayurannya. Beragam lauk pendamping, seperti sate daging, telur, empal, mendol, tempe, udang, hingga keripik, peyek, atau kerupuk, juga tersedia. Selain nasi pecel, warung ini juga menghidangkan nasi campur, rawon, kare, dan sayur being.

Nah, mana nih, warung pecel yang mau dicobain dulu, Dolaners? Gak usah bingung, yang penting nyampe dulu di Kota Malang. Trus, incip deh, satu-satu sego pecelnya!