Destinasi

Klasiknya Malang Raya dengan Peninggalan 6 Candi Jawa

Pinterest LinkedIn Tumblr

Malang punya waterpark, themepark, pantai yang eksotis, gunung yang menunggu untuk didaki, bahkan kafe-kafe tempat ngumpulnya anak gaul. Kaya dengan destinasi wisata? Pasti. Tapi tak semua kota yang kaya dengan destinasi wisata bisa punya kekayaan sejarah yang terbangun sejak jaman kerajaan-kerajaan kuno. Mumpung ada di Malang, sekalian lihat yuk, ada peninggalan kuno apa saja di Malang Raya.

1. Candi Singosari

Kalau menuju ke Kota Malang dari arah Surabaya, Dolaners akan melewati sebuah kecamatan bernama Singosari. Nama ini memang tak asal. Dolaners pernah dengar nama Ken Arok atau Ken Dedes? Kisah romansa jaman kerajaan ini cukup populer, dan setting ceritanya ada di sebuah kerajaan bernama Singosari. Nah, Di wilayah kecamatan inilah Candi Singosari berada, di sebuah lembah Gunung Arjuno.

Candi Singosari via yanwarsyahrin

Komplek Candi Hindu Budha ini berbahan batu andhesit, menempati sebuah lokasi dengan luas 200 m x 400 m. Di sisi barat laut ada sepasang arca raksasa Dwarapala, berdekatan dengan alun-alun. Diduga lokasi Candi Singosari adalah pusat kerajaan Singosari pada masanya, bahkan sepasang Dwarapala ini bisa jadi adalah gerbang menuju istana Raja Kertanegara. Di sisi timur ada arca Ganapati (Ganesha), di barat ada Amungkala dan Kala, di Selatan ada Resi Agastya, dan di utara ada Batari Gori (Gauri). Arca-arca ini seolah menjaga Candi Singosari, yang tampaknya belum selesai dibangun saat Singosari kemudian diserang oleh Raja Jayakatwang pada masa itu. Menurut prasastinya, Candi Singosari dibangun sebagai pendharmaan bagi Raja Kertanegara, raja terakhir Singosari. Seperti apa keadaannya sekarang? Langsung ke Singosari saja, Dolaners.

Alamat: Jl. Kertanegara No.148, Candirenggo, Singosari, Malang
Harga Tiket
Dewasa: Rp. 5.000,-
Anak-anak: Rp. 3.500,-

2. Candi Sumberawan

Mumpung masih di Singosari, Dolaners bisa melanjutkan perjalanan ke candi berikutnya yang masih berada di wilayah kecamatan yang sama, 6 km saja dari Candi Singosari. Lebih dekat dengan kaki Gunung Arjuno, Candi Sumberawan masih peninggalan kerajaan Singosari juga. Bedanya, Candi Sumberawan ini dibangun untuk menghormati Raja Hayam Wuruk, yang masih merupakan keturunan raja-raja Singosari setelah kerajaan ini diruntuhkan oleh Raja Kediri.

Candi Sumberawan via riyus__geofan

Ada lagi yang beda antara kedua candi di Singosari ini. Candi Sumberawan masih digunakan untuk acara-acara spiritual atau persembahan. Bila datang ke area candi, Dolaners bisa mendapati sesajen-sesajen yang diletakkan di spot-spot sakral. Jadi lebih hati-hati saat mengunjungi candi ini ya, Dolaners. Tak seperti Candi Singosari yang seakan dibiarkan tanpa sentuhan modern, Candi Sumberawan telah diolah menjadi destinasi wisata yang lebih kekinian dengan adanya fasilitas-faslitas baru di sekitar area candi. Penasaran seperti apa? Langsung meluncur deh, Dolaners.

Alamat: Sumberawan, Toyomarto, Singosari, Malang
Jam Buka: 07.30 – 16.30 WIB
Harga Tiket: Rp. 5.000,-

 

3. Candi Kidal

Candi yang dibangun pada abad ke-12, saat masa peralihan dari kekuasan Kerajaan Airlangga ke Kerajaan Kediri. Menjadi candi pemujaan tertua di Pulau Jawa, Candi Kidal juga terbuat dari batu andesit, dengan dimensi geometris vertikal. Candi ini memiliki relief kisah Garudheya yang paling lengkap dibanding candi-candi lain di Pulau Jawa. Dibangun setelah prosesi pemakaman Raja Anusapati selesai, Candi Kidal merupakan persembahan sebagai wujud penghormatan atas masa pemerintahannya. Alih-alih di sekitar Singosari yang berada di sebelah utara kota, Candi Kidal ini berada di sebelah timur, sejauh sekitar 20km dari Kota Malang.

Candi Kidal via yurizsandi

Lokasi Candi Kidal ini berada di kawasan pemukiman pedesaan, berbeda dari Candi Singosari yang nyaris menyatu dengan pemukiman perkotaan. Dolaners akan mendapati suasana yang berbeda di area Candi Kidal, dengan pohon-pohon yang rindang memagari candi serta udara yang masih terbilang sejuk.

Alamat: Jl. Raya Kidal, Kidal, Tumpang, Malang
Jam Buka: 07.00 – 17.00 WIB
Harga Tiket: gratis

4. Candi Jago

Candi Jago juga terkenal dengan nama Candi Tumpang, sesuai dengan nama lokasinya kini, sementara penduduk sekitar candi menyebutnya Cungkup. Akan tetapi, menurut kitab-kitab kuno, yakni Negarakertagama serta Pararaton, nama candi ini adalah Jajaghu, yang bermakna keagungan. Dibangun pada masa pemerintahan Raja Wisnuwardhana, candi ini diduga telah mengalami pemugaran oleh Raja Melayu, Adityawarman. Sang Raja menempatkan sebuah arca, Manjusri, dalam pemugarannya. Kini Arca Manjusri berada di Museum Nasional.

Candi Jago via alfianto.sinarbaru

Lantas apa yang tersisa di Candi Jago saat Dolaners mengunjunginya? Reruntuhan Candi Jago memang masih belum membantu menentukan bentuk atapnya secara pasti, jadi yang masih utuh saat ini hanya bagian kaki candi saja. Tapi Dolaners bisa mendapati relief cerita Anglingdharma, Kunjarakharna, Arjunawiwaha, Parthayana, Khresnayana, dan masih ada fabel yang terpahat pada dinding luar di bagian kaki Candi Jago. Supaya lebih jelas, Dolaners bisa memperoleh booklet cerita ini dari pihak pengelola.

Alamat: Jl. Wisnuwardhana, Tumpang, Malang
Jam Buka: 07.00 – 16.00 WIB
Harga
Tiket Masuk: gratis
Booklet tentang Candi Jago: Rp. 15.000,-

 

5. Candi Badut

Candi Badut dikenal juga dengan nama Candi Liswa. Jarak candi ini dari pusat Kota Malang sekitar 5 km saja. Dugaan yang berdasar pada prasasti Dinoyo, Candi Badut dibangun pada masa pemerintahan Raja Gajayana dari Kerajaan Kanjuruhan. Belum ada bukti yang mendukung dugaan ini, selain bahwa Gajayana adalah gelar dari Sang Liswa putra Raja Dewasimba dari Kerajaan Kanjuruhan dan suka bergurau, yang dalam Bahasa Jawa disebut mbadut.

Candi Badut via ahadita_meindra

Pendapat lain, yang berdasar pada bentuk dan relief candi yang secara umum menyerupai candi-candi Jawa Tengah, kurang sepakat pada keterkaitan Candi Badut dengan Kerajaan kanjuruhan. Nah, barangkali Dolaners tertarik untuk memastikannya? Langsung saja ke lokasi, pas dengkat saja dari Kota Malang.

Alamat: Jl. Candi 5D, Karangwidoro, Dau, Malang
Jam Buka: 08.00 – 15.00 WIB
Harga Tiket: gratis

6. Candi Songgoriti

Kalau Dolaners main ke Pemadian Songgoriti di Kota Batu saat ada di Malang, sempatkanlah melihat Candi Songgoriti yang masih satu area dengan wisata pemandiannya. Dikenal juga sebagai Candi Supo, Candi Songgoriti masih kalah populer bila dibandingkan dengan pemandian air panasnya. Candi yang sudah berupa reruntuhan ini sebenarnya telah beberapa kali dipugar oleh Belanda bahkan sejak dua abad sebelum kemerdekaan Indonesia.

Candi Songgoriti via mahendraardiansya

Dan lebih tua lagi, Candi Songgoriti dibangun pada masa pemerintahan Mpu Sindok, raja pertama Kerajaan Medang Jawa Timur. Candi ini dibangun oleh Mpu Supo, salah seorang petinggi kerajaan, yang mendapat tugas mencari sebuah lokasi untuk tempat peristirahatan keluarga raja. Akhirnya dipilihlah lokasi di lembah antara Gunung Arjuno dan Gunung Kawi, di Kota Batu saat ini. Pingin tahu seperti apa lokasi peristirahatan ini? Yuk, ke Kota Batu yang berada di sebelah barat Kota Malang.

Alamat: Songgokerto, Kota Batu
Jam Buka: 07.00 – 17.00 WIB (ke Pemandian Songgoriti)
Harga
Tiket Masuk ke Candi: gratis
Tiket Masuk ke Pemandian Songgoriti: Rp. 10.000,- (weekdays), Rp. 15.000,- (weekends)

 

Malang tak hanya punya destinasi wisata gaul dan kekinian, tapi juga wisata sejarah klasik sejak jaman kerajaan-kerajaan kuno di Pulau Jawa. Sempatkan lihat-lihat ya, Dolaners. Sayang, bila melupakan apa yang sudah dimiliki sejak dulu.

Write A Comment

Pin It