Time Travelling ke 11 Spot Jadul yang Instagenik di Kota Malang

Suka travelling? Hari gini, siapa sih yang gak tertarik sama travelling. Tapi travelling ke Kota Malang kali ini berbeda, Dolaners. Kenapa? Karena ini adalah episode time travelling, menyusuri lorong waktu kembali ke tempo doeloe. Gak percaya? Yuk, lihat bangunan-bangunan tua di Kota Malang berikut ini, yang akan membuat Dolaners tampak seakan berada pada abad ke-20 di Instagram.

1. Gereja Katolik Katedral Ijen

Bergaya Neo-Gotik Belanda, Gereja Hati Kudus Yesus di kawasan Kayutangan lebih sering disebut sebagai Gereja Katedral. Namun sebenarnya, Gereja Katolik Katedral Kota Malang berada di kawasan Ijen.

Kedua bangunan gereja ini sama-sama cantik dan klasik, Dolaners takkan menemukan kekurangan dalam hal keelokan arsitekturnya. Hanya saja, Gereja Katolik Katedral Ijen memang lebih jarang muncul sebagai ikon Kota Malang.

2. GPIB Immanuel Malang

Berlokasi di pusat kota, tepatnya di kawasan Alun Alun Merdeka Malang dan berada di salah satu sudut perempatan lampu merah, sulit untuk mengabaikan keberadaan bangunan eksotis ini. Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat Immanuel Malang dibangun pada tahun 1861, menjadikannya salah satu bangunan cagar budaya di Kota Malang.

Sewaktu diresmikan, gereja ini bernama Protestanche Gemente te Malang. Bangunan ini menjadi saksi bisu pergantian masa dari pendudukan Belanda, Jepang, hingga masa millennial kini.

3. Museum Brawijaya

Mencari spot jadul di sebuah kota, tentu takkan melewatkan museum. Di Kota Malang, Museum Brawijaya menyimpan setiap goresan sejarah perjuangan merebut kemerdekaan.

Dolaners bisa melihat berbagai koleksi senjata, foto-foto yang menggambarkan masa-masa perang kemerdekaan, barang-barang unik masa lampau yang tak digunakan lagi saat ini, hingga berbagai alat transportasi. Mau berhemat tapi tetep kece? Museum Brawijaya bisa jadi alternatif Museum Angkut Kota Batu.

4. Taman Kota Tugu

Taman Kota Tugu adalah kawasan jadul yang musti ditengok bila Dolaners punya minat khusus pada sejarah. Berpusat pada sebuah tugu dengan kolam air mancur dan taman hijau yang mengitarinya, kawasan ini dikelilingi oleh banyak bangunan tua yang tetap terjaga.

Di sebelah selatan Taman Kota Tugu, ada Balai Kota Malang, berurutan searah jarum jam ada Hotel Tugu, kompleks bangunan militer, gedung sekolah yang sudah ada sejak jaman Belanda, hingga gedung DPRD yang telah direnovasi. Beberapa bagian gedung-gedung ini masih terasa banget kejadulannya.

5. Wisma Tumapel

Sebenarnya, Wisma Tumapel lebih terasa serem sih, alih-alih klasik. Bangunan ini sudah lama ditinggalkan dan terbengkalai meskipun masih ada pak penjaga yang bertugas mengurusinya.

Kalau Dolaners suka spot-spot bangunan tua yang tampak tak terawat, Wisma Tumapel bisa jadi latar selfie yang menarik. Biasanya, petugas jaga hanya akan mengingatkan supaya Dolaners menjaga sikap, tidak berteriak-teriak, atau bicara kotor selama berada di kawasan bangunan tua ini.

6. Rumah Sakit Lavalette

Yup, bangunan ini adalah sebuah rumah sakit. Kurang etis ya, bila sibuk selfie di sana sini selama berada di kawasan Rumah Sakit Lavalette, tapi memang beberapa bagian bangunannya masih terasa Belanda banget.

Beberapa bagian rumah sakit sudah mengalami renovasi, jadi entah gaya bangunan ini disebut eklektik atau bagaimana. Tapi saat Dolaners melintasi bagian-bagian bangunan peninggalan Belanda, lorong-lorongnya, dinding-dindingnya, daun-daun jendela dan pintunya, hingga langit-langitnya, rasanya seakan setiap bagian itu menceritakan apa yang disaksikannya selama satu abad. Is it exotic or creepy?

7. Toko Oen

Kalau mau nyari suasana bright and happy, ke Toko Oen saja, Dolaners. Udah dapet nuansa tempo dulunya, perut kenyang, pula.

Dari eksterior sampai interior, Toko Oen tetap mempertahankan penampilannya sebagai kafe gaul dijaman Belanda. Bahkan menu-menunya juga memiliki citarasa yang tetap terjaga – a must go destination, isn’t it?

8. Stasiun Malang Kota Lama

Stasiun Malang Kota Lama adalah stasiun tertua di Kota Malang, dibangun pada tahun 1879. Pada awalnya, stasiun kereta api ini digunakan untuk mengangkut hasil bumi dari Malang ke ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya melalui Pasuruan.

Seiring waktu, kawasan Stasiun Kota Lama telah banyak berubah, tampak modern dengan bangunan-bangunan baru di sekitarnya. Namun beberapa bagian stasiun masih menyimpan kerangka waktunya sendiri, terutama pada emplasemen yang memiliki detail menakjubkan. Pinter-pinter milih spot selfie aja, Dolaners.

9. Masjid Jami’ Malang

Masjid Jami’ Malang berlokasi di sebelah barat Alun Alun Merdeka Malang, bersisian dengan GBIP Immanuel Malang. Bagian eksterior masjid memang telah mengalami renovasi dan perubahan gaya bangunan, namun bagian interiornya masih tetap terjaga.

Dibangun pada tahun 1875, ruang dalam Masjid Jami’ Malang kental dengan unsur material kayu. Sedari langit-langitnya, tiang-tiangnya, hingga chandelier yang tergantung apik benar-benar menampilkan gaya tempo doeloe.

10. Klenteng Eng An Kiong

Kota Malang juga punya klenteng klasik yang dibangun pada tahun 1825. Tak perlu ditanyakan seperti apa kentalnya budaya Tionghoa di setiap titik bangunan ini. Konon, tempat peribadatan umat Tri Darma (Konghucu, Tao, dan Budha Mahayana) ini merupakan peninggalan dari keturunan ketujuh Jendral Dinasti Ming.

Tak cuma puas menikmati setiap detail ornamen klenteng, Dolaners juga bisa nonton Wayang Potehi yang menceritakan hikayat-hikayat dengan berbagai tokoh Legenda Tionghoa. Pada bulan Februari kemarin, Wayang Potehi dimainkan dua kali sehari, sore dan malam hari.

11. Splendid Inn

Salah satu spot jadul di kawasan Taman Kota Tugu ialah Splendid Inn. Penginapan ini bersisian dengan Hotel Tugu, namun lebih tampak seperti rumah tinggal.

Tak hanya eksteriornya yang terkesan homey, bagian interiornya juga terasa seperti rumah tahun 1970-an. Mulai dari gaya bangunannya hingga furnitur yang melengkapinya, semua terasa bukan berasal dari masa kini – seakan waktu terhenti di Splendid Inn.

Selfie dengan konsep jadul memang bisa membuat sosial media Dolaners tampil kece. Tapi jangan lupa menikmati suasananya, merekam kuat-kuat dalam benak. Lekatkan dalam ingatan apa-apa yang tak tertangkap dalam kamera, karena mungkin yang ada hari ini takkan lagi bisa dijumpai esok hari.