Salah satu kota di Jawa Timur yang juga pantas untuk dijadikan destinasi jujugan Dolaners ketika sedang berlibur adalah kota Bondowoso. Selain menyimpan tempat wisata yang aduhai dan masih alami, kota yang satu ini memang dikenal menyimpan sejuta kebudayaan dan juga kesenian yang menarik untuk ditelisik. Mungkin saat ini yang Dolaners ketahui tentang Bondowoso hanyalah sebatas kesenian Singo Ulung dan Tari Topeng Kona-nya. Padahal, selain itu masih banyak kesenian unik yang tersimpan dibalik kota Bondowoso yang cantik ini. Penasaran mau tahu kesenian apa saja yang dimiliki kota Bondowoso? Yuk mari menjelajahi Bondowoso bersama Dolandolen.
1. Awas terpukau dengan aksi Topeng Kona
Selain menyimpan jajanan kuliner khas berupa tape, salah satu kota di Jawa Timur bernama Bondowoso ini menyimpan sebuah tarian tradisional yang sangat fenomenal. Bernama Tari Topeng Kona, tarian yang satu ini dimainkan oleh para penari yang menggunakan topeng putih ataupun kuning dan didominasi dengan busana serba merah yang melambangkan keberanian. Tari Topeng Kona biasanya diselenggarakan saat acara bersih desa di Desa Blimbing, Kecamatan Tapen. Biasanya tari ini satu paket dengan tari Singo Ulung. Tarian Topeng Kona melambangkan kegagahan dan keberanian perjuangan rakyat Bondowoso untuk membangun Bondowoso lebih mapan. Dolaners bisa menyaksikan acara Topeng Kona ketika Festival Muharram sedang berlangsung atau ketika acara bersih desa di Desa Blimbing.
2. Sapa bilang barongsai hanya milik negara asing? Bondowoso juga punya loh, namanya Ronteg Singo Ulung
Jika Dolaners berfikir bahwa kesenian barongsai hanya dimiliki Tiongkok, maka Dolaners salah besar. Kota Bondowoso juga memiliki kesenian yang serupa dengan barongsai, yaitu bernama kesenian Singo Ulung atau yang biasa disebut dengan Ronteg Singo Ulung. Ronteg Singo Ulung sendiri adalah pertujukan seni tari yang melibatkan tiga singa, dimana setiap singa dimainkan oleh dua orang. Tak hanya sekedar tontonan semata, kesenian Ronteg Singo Ulung juga menyimpan nilai historis dari kesenian ini, konon asal usul terciptanya singo ulung tak lepas dari kisah tokoh masyarakat Desa Blimbing yang terkenal akan kesaktiannya yaitu Juk Seng dan Jasiman, kedua tokoh ini sangat berjasa sehingga masyarakat mengenangnya dengan membuat kesenian Ronteg Singo Ulung. Untuk dapat menyaksikan kesenian Singo Ulung di Bondowoso, Dolaners bisa datang di saat Festival Muharram yang bertempat di Alun Alun Bondowoso atau datanglah ke Padepokan Seni Gema Buana di Prajekan. Namun jika ingin melihat secara langsung acara Singo Ulung yang dikemas dalam ritual bersih desa datanglah ke Desa Blimbing, Kecamatan Tapen yang memang merupakan tempat asal terlahirnya kesenian Ronteg Singo Ulung pada pertengahan bulan Sya’ban.
3. Para pemain Ojung yang berkorban demi setetes air hujan
Ojung atau juga disebut Ojungan merupakan salah satu tradisi masyarakat Bondowoso yang sedikit tekesan ekstrim. Pertunjukan kesenian yang satu ini memadukan ketangkasan, seni, religi dan beladiri dimana para peserta akan saling cambuk menggunakan rotan tanpa menggunakan pelindung tubuh samasekali. Biasanya kesenian ini digunakan sebagai ritual untuk menurunkan hujan ketika di Bondowoso mengalami musim kemarau panjang. Para pemain Ojung percaya bahwa semakin banyak darah yang diteteskan akan semakin cepat turun hujan. Selama pertujukan berlangsung, Dolaners tak usah panik karena tak ada dendam di sini, selesai acara mereka akan saling berjabat tangan menandakan perdamaian. Sekarang ini Ritual Ojung sudah dikemas dalam bentuk tarian yang bisanya dibawakan satu paket dengan tari Singo Ulung dan Topeng Kona. Namun jika Dolaners ingin melihat tari Ojung ‘original’ yang benar benar digunakan untuk ritual, datanglah ke Bondowoso ketika musim kemarau panjang. Ada beberapa wilayah yang masih mempertahankan Tradisi Ojung ini, seperti wilayah Leprak, Kecamatan Pajekan dan Desa Blimbing, Kecamatan Tapen dan juga di Kecamatan Cermee.
4. Wayang Kattok, kesenian khas Bondowoso yang hampir punah
Wayang Potehi. Ya, nama itu pasti sudah tidak asing lagi terdengar di telinga Dolaners. Jenis wayang ini biasanya dibawakan di klenteng klenteng. Dan kabar gembiranya, ternyata di Bondowoso juga ada kesenian yang mirip dengan wayang potehi yaitu kesenian Wayang Kattok. Wayang Kattok ini banyak menceritakan kisah perjuangan rakyat Bondowoso ketika masa penjajahan, contohnya peristiwa gerbong maut. Bicara Wayang kattong, tak bisa lepas dari kisah kegigihan dan perjuangan sang maestro Kakek Ramidin dan Alm Arji. Mereka berdua penggagas Wayang Kattok pada tahun 1947. Untuk dapat menikmati kesenian yang hampir punah tergerus zaman modern ini, Dolaners bisa mengunjungi kediaman akek Ramidi yang merupakan tempat tinggal penerus kesenian ini, yang terletak di Jalan Diponogoro, Gang Malabar, Kota kulon.
5. Kemerduan Kentrong Bondowoso, nyanyian musik etnik yang memanjakan telinga
Kentrong Bondowoso sebuah kesenian musik yang sangat merdu hingga bisa menyejukkan hati dan fikiran Dolaners yang sedang kalut. Kentrong atau kentrung, merupakan salah satu kesenian khas masyarakat Bondowoso yang hingga kini masih tetap eksis. Hiburan rakyat ini dimainkan oleh para penabuh rebana. Alunan rebana yang syahdu inilah yang dijamin akan membius Dolaners. Zaman Dahulu, kesenian kentrong yang menjadi legenda di Bondowoso adalah milik kelompok seni kentrung trio Cak Noor. Namun seiring berjalannya waktu kesenian kentrung sekarang dilanjutkan oleh kelompok seni GAS (Grup Apresiasi Seni) Bondowoso. Untuk dapat menyaksikan kesyahduan alunan musik kentrong ini, Dolaners bisa berkunjung ke Bondowoso saat Festival Muharram.
6. Kesenian Macapat ala Bondowoso yang melegenda
Macapat? Pasti pernah kan Dolaners mendengar kata ini, terutama saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar dulu. Ya, Macapat merupakan salah satu kesenian masyarakat Bondowoso yang sekarang masih tetap dipertahankan dan bisa Dolaners temui ketika berkunjung ke Bondowoso. Konon katanya, kesenian ini sudah ada sebelum penjajah datang ke Indonesia. Macapat sendiri adalah seni membaca cerita dengan dilagukan baik menggunakan bahasa jawa atau bahasa madura. Kesenian ini masih sering diadakan di desa desa yang ada di wilayah Bondowoso, seperti sebelum acara pesta pernikahan dan juga terkadang dipentaskan ketika acara desa dan perayaan hari hari besar.
1 Comment
min, untuk topeng kona sendiri apakah ada penjelasan sejarah yang lebih rinci lagi ? terima kasih jika berkenan menjawab