Sebagai Ibu Kota dari Indonesia, membuat Jakarta menjadi salah satu kota yang dipilih sebagai jujugan bagi para Dolaners. Di kota metropolitan ini, Dolaners tak hanya bisa menikmati pemandangan gedung gedung pencakar langit namun juga bisa menikmati ragam wisata yang ada. Selain bisa menemukan wisata hiburan tempat permainan, di Jakarta ini Dolaners juga bisa menemukan wisata bangunan yang tak kalah seru untuk dijelajahi. Berikut 10 Wisata Bangunan Bersejarah di Jakarta yang INSTAGRAM-ABLE.
1. Icon wisata kota Jakarta, Monumen Nasional (Monas)
Mengunjungi Monas di sore hari dengan berjalan – jalan atau bersepeda menyusuri taman yang ada di Monas merupakan kegiatan mengasyikan yang bisa Dolaners lakukan, Dolaners juga bisa menghabiskan waktu dengan berfoto – foto sambil melihat pemandangan sekitar. Tidak hanya itu, Dolaners juga bisa melihat keindahan pemandangan Ibu Kota Jakarta dari atas Monas dengan menaiki lift untuk mencapai puncaknya. Pengelola Monas juga menyediakan teropong yang bisa Dolaners gunakan untuk melihat panorama Kota Jakarta lebih jauh lagi.
Di puncak monas juga terdapat api kemerdekaan yang terbuat dari lembaran emas yang melambangkan semangat bangsa Indonesia yang menyala – nyala. Dolaners juga bisa berkunjung ke Museum Sejarah Nasional Indonesia yang letaknya masih satu kawasan dengan Monumen Nasional.
Alamat :
Gambir, DKI Jakarta – Indonesia
Harga Tiket :
Dewasa : Rp. 20.000,-
Anak anak : Rp. 10.000,-
Jam Buka :
09.00 – 16.00 WIB
2. Masjid Istiqlal, masjid terbesar se-Asia Tenggara
Masjid Istiqlal merupakan sebuah masjid kebanggaan negeri ini yang terletak di pusat ibukota Jakarta. Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan Dolaners yang berkunjung umumnya dari dalam maupun luar negeri yang beragama Islam.
Namun bagi Dolaners yang non-Muslim juga dapat berkunjung ke masjid ini setelah sebelumnya mendapat pembekalan informasi mengenai Islam dan Masjid Istiqlal, meskipun demikian bagian yang boleh dikunjungi kaum non-Muslim terbatas dan harus didampingi pemandu.
Jl. Taman Wijaya Kusuma, DKI Jakarta – Indonesia
3. Yuks belajar dulu ke Museum Nasional Indonesia
Museum Nasional Indinesia merupakan sebuah wisata bersejarah yang masih berada dalam satu kawasan dengan Monumen Nasional. Di Museum Nasional Indonesia ini Dolaners bisa mengenal sejarah bangsa Indonesia lebih dalam lagi. Beragam history dan peninggalan bangsa ini ada di dalamnya. Museum ini menampung pengunjung kurang lebih 500 orang. museum ini berisikan sejarah Indonesia mulai dari jaman prasejarah sampai masa Orde Baru. Didalam museum Dolaners akan menemukan 51 diorama dengan ruangan yang berlapiskan marmer.
Setelah puas belajar sejarah di museum, Dolaners juga bisa bersenang senang sambil menikmati suasa berlibur di Monumen Nasional yang memang masih masuk dalam satu kawasan.
Alamat :
Jl. Medan Merdeka Barat No.12, Pusat Kota Jakarta, DKI Jakarta – Indonesia
Harga Tiket :
Perorangan : Rp. 5.000,- (Dewasa) & Rp. 2.000,- (Anak anak)
Rombongan : Rp. 3.000,- (Dewasa) & Rp. 1.000,- (Anak anak)
Wisatawan Mancanegara : Rp. 10.000,-
Jam Buka :
08.00 – 17.00 WIB
Hari Senin Libur
4. Tempat ter- instagram-able buat Dolaners semua, Kota Tua Jakarta
Kota Tua merupakan kawasan penting di masa penjajahan dahulu. Kawasan ini mencakup sebagian wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara, mulai dari Pelabuhan Sunda Kelapa sampai Museum Bank Indonesia. Sama seperti kawasan kota lama di beberapa kota di Indonesia bahkan dunia, Kota Tua Jakarta ini dimanfaatkan sebagai tempat wisata bersejarah dengan mengubah fungsi bangunan lama menjadi museum yang menyimpan banyak informasi berharga tentang sejarah kota. Kota Tua sendiri terdiri dari Museum Fatahillah, Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Bank Indonesia, Museum Seni Rupa dan Keramik, Toko Merah.
Selain menelusuri tempat-tempat historis, wisata Kota Tua juga menyuguhkan aneka sajian kuliner yang dapat Dolaners nikmati, seperti Cafe Batavia, atau Dolaners dapat mampir ke Cafe Gazebo untuk menikmati sajian makanan tradisional, dan resto lainnya. Tak kalah kurang, jajanan yang kerap dijumpai seperti gado-gado, soto, hingga kerak telor pun tersedia banyak di sana.
Alamat :
Pinangsia, Tamansari, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta – Indonesia
5. Eh ada yang unik di Museum Bahari
Museum Bahari adalah museum yang menyimpan koleksi yang berhubungan dengan kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke yang berlokasi di seberang Pelabuhan Sunda Kelapa. Koleksi-koleksi yang disimpan terdiri atas berbagai jenis perahu tradisional dengan aneka bentuk, gaya dan ragam hias, hingga kapal zaman VOC. Selain itu ada pula berbagai model dan miniatur kapal modern dan perlengkapan penunjang kegiatan pelayaran. Juga peralatan yang digunakan oleh pelaut pada masa lalu seperti alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar dan meriam.
Museum Bahari Jakarta juga menampilkan koleksi biota laut, data-data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia dan aneka perlengkapan serta cerita dan lagu tradisional masyarakat nelayan Nusantara. Museum yang terletak di DKI Jakarta ini juga menampilkan matra TNI AL, koleksi kartografi, maket Pulau Onrust, tokoh-tokoh maritim Nusantara serta perjalanan kapal KPM Batavia – Amsterdam.
Jl. Pasar Ikan No. 1, DKI Jakarta – Indonesia
6. Galangan Kapal VOC yang penuh sejarah masa lampau
Bangunan yang pernah digunakan sebagai kantor pusat kegiatan perusahaan dagang Hindia Belanda, VOC ini diperkirakan dibangun pada tahun 1628. Dulunya, galangan kapal ini dijadikan tempat menyimpan dan memperbaiki kapal-kapal besar yang akan berlayar ke perairan terbuka selama berbulan-bulan atau bahkan tahunan. Selain kapal besar, terdapat pula kapal-kapal kecil yang dibuat di sini. Dahulu galangan kapal VOC ini menjadi suatu bandar terpenting di Asia dan pendukung bagi jaringan niaga sedunia yang menggunakan kapal layar.
Dari gedung utama galangan, saudagar, nahkoda, perwira, sultan, raja, pejabat Kompeni, dan duta kerajaan dari seluruh Asia mendarat dan berangkat dari tempat ini.
Jl. Kakap No. 1 Kelurahan Penjaringan, DKI Jakarta – Indonesia
7. Tempatnya para seniman pertunjukan, Gedung Kesenian Jakarta
Gedung Kesenian Jakarta merupakan bangunan tua peninggalan bersejarah pemerintah Belanda yang hingga sekarang masih berdiri kokoh di Jakarta. Terletak di Jalan Gedung Kesenian No. 1 Jakarta Pusat. Gedung tersebut merupakan tempat para seniman dari seluruh Nusantara mempertunjukkan hasil kreasi seninya, seperti drama, teater, film, sastra, dan lain sebagainya. Gedung Kesenian Jakarta ini memiliki bangunan bergaya megah.
Sebagai sebuah tempat pertunjukan seni, gedung Kesenian Jakarta memiliki fasilitas yang bagus dan memadai, di antaranya ruang pertunjukan berukuran 24 x 17.5 meter dengan kapasitas penonton sekitar 475 orang, panggung berukuran 10,75 x 14 x 17 meter, peralatan tata cahaya, kamera (CCTV) di setiap ruangan, TV monitor, ruang foyer berukuran 5,80 x 24 meter, serta fasilitas outdoor berupa electric billboard untuk keperluan publikasinya.
Jl. Gedung Kesenian No.1, DKI Jakarta – Indonesia
8. Apa bedanya Museum Fatahillah dengan Museum Sejarah Jakarta hayo?
Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak di kawasan Taman Fatahillah. Bangunan itu menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.
Objek-objek yang dapat ditemui di museum ini antara lain perjalanan sejarah Jakarta, replika peninggalan masa Tarumanegara dan Pajajaran, hasil penggalian arkeologi di Jakarta, mebel antik mulai dari abad ke-17 sampai 19. Koleksi-koleksi ini terdapat di berbagai ruang, seperti Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta, Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung, dan Ruang MH Thamrin. Terdapat juga berbagai koleksi tentang kebudayaan Betawi, numismatik, dan becak. Selain itu, di Museum Fatahillah juga terdapat bekas penjara bawah tanah yang dulu sempat digunakan pada zaman penjajahan Belanda.
Jl. Taman Fatahillah No.1, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta – Indonesia
9. Tempatnya mengenang sejarah, Monumen Proklamator
Monumen Proklamator terletak di Jl. Pegangsaan Timur no.56 Jakarta Pusat. Monumen Proklamasi terdiri dari 17 pilar tepat dibelakang patung proklamator yang menggambarkan tanggal kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 patung Ir.Sukarno yang sedang membaca naskah proklamasi dan diseberangnya patung Drs.mohammad hatta dan tepat di tengah-tengah mereka terdapat tulisan naskah proklamasi diatas batu marmer hitam tepat dibawah batu marmer tersebut terdapat piagam persmian monumen proklamator oleh Bapak Soeharto presiden ke-2 bangsa Indonesia dalam marmer putih.
Selain monumen diatas disudut lain juga terdapat tugu berbentuk obelisk yang bernama Tugu Peringatan Satoe Tahoen Repoeblik Indonesia.tugu yang dibangun tepat 1 tahun kemerdekaan Indonesia ini diresmikan pada 17 Agustus 1946 saat dimana perjuangan kemerdekaan Indonesia sedang menghebat suatu usaha yang berani yang ditunjukkan bangsa Indonesia.di sisi tugu ini tertulis tulisan yang dipahat di marmer berbunyi atas oesaha wanita Djakarta.sedang disisi lainnya terdapat tulisan naskah proklamasi dalam marmer dan peta indonesia dalam marmer.
Jl. Proklamasi No. 56, DKI Jakarta – Indonesia
10. Beragam jenis kesenian ada di sini Museum Seni Rupa dan Keramik
Museum Seni Rupa dan Keramik merupakan sebuah bangunana yang pada mulanya gedung bersejarah ini digunakan Pemerintah Hindia-Belanda untuk dijadikan sebuah Kantor Dewan Kehakiman yang berada pada Benteng Batavia. Museum Seni Rupa dan Keramik ini menempati sebuah bangunan tua yang pertama kalinya didirikan pada tahun 1870. Pada tahun 1990 baru menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik sampai sekarang ini. Koleksi Seni Lukis Indonesia terbagi menjadi beberapa ruangan yang berdasarkan periodisasi. Untuk Koleksi seni rupa menampilkan berbagai macam jenis patung seperti Totem Asmat dan lain sebagainya. Sedangkan untuk koleksi keramik menampilkan keramik yang berasal dari berbagai beberapa daerah Indonesia dan seni kreatif kontemporer.
Selain itu disini juga terdapat koleksi keramik yang berasal dari mancanegara seperti keramik yang berasal dari Tiongkok, Thailand, Vietnam, Jepangdan Eropa mulai dari abad 16 sampai dengan awal abad 20.
Jl. Pos Kota No.2, DKI Jakarta – Indonesia