Berburu Spot Jadul yang Instagenik di Yogyakarta? Lihat 8 Lokasi Ini

Selfie sepertinya udah jadi menu wajib generasi milenial ya, Dolaners? Di mana aja lokasinya, selfie seakan menjadi self-statement eksistensi di media sosial. Bahkan kadang sampai lupa menikmati tempat wisatanya saking sibuk selfie. Nah, kalau Dolaners mau eksis dan tetep asik jalan-jalan, berikut ini lokasi-lokasi yang instagenik di Yogyakarta. Wajid didatengin! Termasuk Dolaners yang suka fotografi, nih.

1. Plengkung Wijilan

Plengkung Wijilan ini nama populer dan lebih sederhana, mudah diingat, dari nama aslinya, Plengkung Trunasura. Tak ada alasan khusus untuk nama Wijilan, selain karena lokasinya saja. Ruas Jalan Wijilan dan plengkungnya ini berada di sebelah timur Keraton Yogyakarta, tak jauh dari gudeg Wijilan yang hits.

Hingga kini, Plengkung Wijilan masih berfungsi sebagai sarana lalu lintas di dalam benteng, atau njeron Benteng. Selain Plengkung Wijilan, Dolaners juga bisa berburu selfie di Plengkung Gading di sebelah selatan Alkid atau Alun Alun Kidul, atau Alun Alun Selatan.

2. Masjid Gedhe Mataram Kotagede

Masjid Gedhe Mataram ini terletak di Kotagede, bukan masjid Gedhe yang berada di sebelah barat Alun Alun Lor ya, Dolaners. Memang sah-sah aja sih, berburu arsitektur kuno di Masjid Gedhe Alun Alun Lor, tapi masjid di Kotagede ini adalah yang tertua di Yogyakarta. Tak heran, arsitektur masjid di kota tua ini juga menampakkan ornamen khas Hindu Budha.

Masjid Gedhe Mataram di Kotagede ini berdekatan dengan makam raja-raja Mataram Imogiri. Cuma modal otot kaki, Dolaners bisa dapat buanyak banget spot-spot kuno buat jadi latar selfie. Lanjutkan dolan ke pemukiman tradisional Jawa di Kotagede. Ketiga lokasi yang berdekatan ini bakal memuaskan Dolaners dengan aristektur yang mulai dibangun dan terjaga sejak sekitar abad ke-16. Kalau masjidnya sendiri mulai didirikan pada tahun 1800-an. Jadul banget, kan!

3. Jembatan Gantung Selopamioro

Masih di kawasan Bantul, dulunya ada jembatan berwarna kuning yang kontras banget dengan suasana sekitarnya yang hijau. Jembatan Gantung Selopamioro, namanya.

Kini, jembatan eksotis ini sudah tak ada lagi, hanyut bersama derasnya banjir yang menggerus Sungai Oya saat terjadi Badai Cempaka yang melanda Yogyakarta dipenghujung tahun 2017. Dulunya, Jembatan Gantung Selopamioro termasuk dalam rute Jogja International Heritage Walk yang versi 20 km. Semoga jembatan kuning ini segera dibangun kembali sehingga warga dari Desa Sriharjo dan Desa Selopamioro bisa terhubung lagi.

4. Museum Benteng Vredeburg

Benteng Vredeburg lebih dikenal dengan nama Loji Gede oleh warga Yogyakarta. Loji atau bangunan Belanda ini adalah yang tertua di kawasan Titik Nol Kilometer. Dijamin, Dolaners bisa dapat view jadul ala-ala Kolonial Belanda di sini.

Area Benteng Vredeburg ini sekarang sudah beralih fungsi menjadi museum, jadi bangunan ini jelas terawat dengan baik. Bahkan ada kafenya pula, bisa jadi tempat istirahat mengisi perut saat Dolaners sudah capek jepret sana jepret sini.

5. Pabrik Gula Madukismo

Ada paket agrowisata Madukismo, yang mengantar Dolaners keliling pabrik gula tua ini serta melihat-lihat proses pembuatan gula. Bahkan Dolaners bisa naik kereta api tua, melintasi rel-rel yang tak kalah tuanya di sekitar pabrik. Tapi kalau cuma tertarik sama fotografi di sekitar pabrik, boleh-boleh aja, kok.

Pabrik gula ini berupa sebuah bangunan tua, dengan mesin-mesin dan rel-rel lori atau kereta pengangkut tebu yang tak kalah tuanya. Suasana pabrik ini seakan membawa Dolaners kembali pada masa-masa awal revolusi industri di Jawa. Sempat mengalami kebakaran cukup hebat diawal tahun 2017, pabrik gula ini sekarang sudah beroperasi lagi.

6. Taman Sari Yogyakarta

Taman Sari Yogyakarta sudah terkenal instagenik. Jadi kalau mau selfie dengan latar belakang jadul, Dolaners sudah berada di lokasi yang tepat.

Konon, Taman Sari ini dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I sebagai peristirahatan para istri, selir, dan putri raja. Kolam pemandian yang berada di tengah Taman Sari memang view favorit sebagian besar pengunjung, tapi spot ini bukan satu-satunya yang instagenik. Dolaners bisa mojok di manapun di kawasan Taman Sari ini, dan tetep dapet view jadul yang keren.

7. Museum Sonobudoyo

Museum Sonobudoyo memang menyimpan banyak barang peninggalan peradaban Jawa dari abad-abad sebelumnya. Melihat satu demi satu barang-barang yang terjaga dan terawat rapi ini bisa membuat Dolaners berdecak kagum akan kemampuan dan keterampilan orang-orang Jawa zaman old.

Diujung perjalanan, setelah melewati ruang demi ruang display, Dolaners akan sampai di halaman yang seakan bukan di Yogyakarta. Di halaman mungil ini, terdapat sebuah replika bangunan Bali. Memang Museum Sonobudoyo menyimpan karya budaya dari Jawa, Madura, Lombok, dan Bali. Bahkan gedung museum ini berupa rumah joglo yang didesain oleh Thomas Karsten, seorang arsitek Belanda. Nah, bikin penasaran kan, ada apa aja sih, di Museum Sonobudoyo ini.

8. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Sudah sampai di Yogyakarta, tentu wajib ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Tak hanya demi selfie ya, tapi memang rasanya kurang afdol dolan ke Yogyakarta kalau belum merasakan suasana keraton. Setuju tidak, Dolaners?

Memang tak seluruh area keraton terbuka untuk umum. Tapi bahkan di sedikit area yang boleh diakses inipun, Dolaners sudah bisa melihat klasik dan antiknya arsitektur istana sultan Jawa. Bila bertepatan dengan jadwalnya, Dolaners bisa turut serta menikmati pertunjukan tari, gamelan, atau drama tradisional. Kalau mau selfie dan menambah koleksi foto, monggo-monggo saja, asalkan tetap menjaga sopan santun ya, Dolaners.

Memang Yogyakarta punya banyak spot jadul, klasik, dan tempo doeloe banget. Tapi ya tetep pilih-pilih laah, supaya Dolaners dapet view yang instageniknya maksimal. Apalagi kalau memang suka fotografi, tentu pilihan lokasi jadi lebih penting. Eh, bukan berarti selfie juga bisa sembarangan, ya! Mau tampil lebih artistik dan berkelas? Yuk, pilih spot yang mendukung Dolaners lebih kece lagi.