Berbicara soal pariwisata dan kebudayaan yang ada di Indonesia memang tidak akan pernah ada habisnya. Seakan telah ditakdirkan menjadi kaya raya, Indonesia memiliki berjuta tempat pariwisata dengan keistimewaan yang beragam dan berbeda antara satu dengan lainnya. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memang terkenal dengan wisata pesisirnya yang tak berujung. Tak hanya itu, dari segi kebudayaan, negeri tercinta ini tak pernah kehabisan hal untuk dipelajari. Seperti halnya tempat wisata, kebudayaan di Indonesia pun sangat beragam. Di setiap daerah tentunya memiliki ciri khas budaya yang tak sama dengan daerah di belahan Indonesia lainnya. Dan kini, Dolaners akan membahasa salah satu kebudayaan unik yang ada di Indonesia bagian Timur. Mau tau dimana? Dan apa yang akan kita bahas? Simak penjelasan berikut ini ya.
Bambu Gila, sebuah nama penuh makna misterius
Pernakah Dolaners mendengar istilah ‘Bambu Gila’? Ya, mungkin nama tersebut sudah sangat femiliar terdengar karena memang sering diceritakan dan ditayangkan di berbagai acara televisi nasional. Jika selama ini yang terbersit di pikiran ketika Dolaners sedang melihat tayangan permainana tradisional tersebut adalah ketidak percayaan bahkan tak sedikit yang berpendapat bahwa bambu tersebut digerakkan oleh para pemainnya sendiri, maka semua pemikiran Dolaners tersebut dipastikan akan terpatahkan begitu menyaksikan sendiri pertunjukan tradisional yang satu ini. Dolaners akan dibuat tercengang begitu melihat dengan kedua mata sendiri bahwa bambu yang digunakan dalam permainan tradisional Bambu Gila benar benar benar murni bergerak sendiri tanpa rekayasa dan trik tipuan.
Budaya Bara Suwen telah ada sejak zaman nenek moyang
Bambu gila, atau yang miliki nama tradisional “Bara Suwen” dipentaskan di sebuah desa kecil di tepi pantai Ternate, Maluku. Desa dengan aroma khas pantai dan pasir putihnya yang indah luar biasa ini, telah menjalankan warisan leluhur Bara Suwen secara turun temurun sejak zaman nenek moyang mereka. Bambu yang digunakan dalam permainan tradisional ini bukan sembangan, bambunya dipilih yang memiliki ruas ganjil. Dengan memiliki panjang sekitar 2 meter, bambu yang digunakan bisa mencapai seperempat kali kali lebih tinggi dari para pemainnya. Tak lupa bambu diikat kain berwarna cerah di setiap ujungnya. Dengan demikian, secara kasat mata bambu ini sudah bisa memancarkan aura berbeda dari bambu pada umumnya.
Hanya ‘Sang Terpilih’ yang boleh memainkan Bambu Gila
Orang-orang yang boleh memainkan bambu gila bukan orang sembarangan. Mereka adalah “Sang Terpilih”. Dalam pertunjukan Bambu Gila di Maluku ini akan ada 7 orang pemain yang bertugas memegang bambu. Seluruh pemain dipastikan bertubuh kekar dan berotot dengan kuda kuda yang sangat kuat. Kulit lengan yang digunakan untuk mengapit bambu pun nampak mengeras, yang menandakan mereka sudah berpengalaman memainkan permainan ini.Pemain pemain tersebut bertelanjang dada mengenakan atribut serba merah, termasuk pada celana dan ikat kepala. Tak lupa juga ada seorang pawang yang akan memulai ritual dengan membacakan mantra sambil menghembuskan asap kemenyan ke bambu. Kemenyan dibakar di dalam sebuah wadah tempurung kelapa yang dipegang oleh sang pawang. Sebenarnya bambu yang digunakan memiliki berat yang normal seperti halnya bambu-bambu lain. Namun setelah dihembuskan asap kemenyan yang telah dibacakan mantra tradisional Maluku, bambu nampak bertambah berat, terlihat dari gelagat pemain yang akan nampak kewalahan.
“Bara masuen jadi gou-gou!”
Angin laut yang tiba tiba berhembus cukup kencang seolah menandakan roh roh telah datang dalam pertujukan Bambu Gila ini. Perlahan lahan bambu mulai bergerak seakan ingin lepas dari pelukan para pemain. Berada di pertujukan tradisional ini, dipastikan Dolaners akan menghirup aroma khas kemenyan yang kuat. Aura mistis dalam permainan Bambu Gila Maluku terasa sangat kental. Iringan musik makin cepat, mengikuti keliaran bambu. Bambu hidup bergerak mengikuti asap kemenyan dari tempurung yang dipegang pawang. Ke mana asap bergerak, bambu mengikuti asap tersebut. Para pemain harus berjuang untuk menahan bambu agar tidak lepas dari dekapan. Ditambah alunan irama musik yang mengiringi seolah menambah gila bambu yang dipegang para pemain.
Tumbangnya pemain menandakan permainan harus segera diusaikan
Selama pertujukan Bambu Gila ini Dolaners dipastikan akan antusias mengikuti serangkaian acaranya. Bahkan tak sedikit turis dari mancanegara yang sengaja datang untuk menyaksikan permainan tradisional yang sangat keren ini. Setelah beberapa lama permainan berjalan, akan ada pemain yang jatuh tergeletak. Pingsannya pemain ini sering digunakan sebagai tanda bahwa bambu gila sudah harus diakhiri. Sang pawang akan membalik tempurung yang dipegangnya. Di akhir pertunjukan bambu yang tadinya cukup ringan, saat dilepaskan bagai besi yang berton-ton beratnya. Permainan berakhir ternyata tak menghilangkan kekuatan mistis bambu gila. Gerakan mistis bambu itu benar benar hilang setelah pawang memberi makan berupa api dari kertas yang dibakar sambil membacakan mantra.
Tak hanya sebagai tontonan, Bambu Gila juga menyimpan makna mendalam
Selain telah menjadi pertunjukan tradisonal yang sangat memikat wisatawan. Bambu Gila ternyata juga telah dimanfaatkan sejak zaman dahulu oleh para kerajaan di kawasan Maluku ini. Konon dulunya, para penguasa Kesultanan Ternate memanfaatkan pawang Bambu Gila untuk membawa perahu yang sudah dibuat di gunung, ke pinggir pantai. Dan hingga di zaman sekarang, selain untuk pertunjukan, ilmu Bambu Gila Maluku juga digunakan untuk membantu memindahkan kapal yang kandas. Gerak dalam tarian bambu gila menandakan kesatuan dan persatuan dalam masyarakat. Gerakan yang kompak dan seirama merupakan lambang dari semangat gotong royong. Membangkitkan jiwa persatuan dan kesatuan dalam melaksanakan berbagai segi hidup, yang merupakan perwujudan jiwa gotong-royong.