10 Kegiatan Fisik di Budug Asu Malang, dari yang Ekstrim Hingga Santai

Sudah mendaki ke puncak Arjuno, Dolaners? Wah, terlalu tinggi? Apa terlalu jauh? Jangan-jangan, terlalu sulit? Coba ke Budug Asu saja, kalau begitu. Lokasinya di lereng Gunung Arjuno, menawarkan pemandangan yang sama indahnya dengan view dari puncak Arjuno. Tapi karena masih di lereng, Dolaners tak perlu susah payah hiking, kan? Hmm… Percaya begitu?

1. Perjalanan Melintasi Hutan Pinus yang Asri, antara Melelahkan dan Menyenangkan

Budug Asu adalah nama yang tak asing bagi penyuka kegiatan di alam terbuka, terutama di Malang. Meskipun pertama kali mendengar namanya, Dolaners mungkin merasa agak risih. Tapi setelah menjejakkan kaki di lereng Arjuno ini, Dolaners akan melupakan nama yang kurang lazim tersebut.

Ada lebih dari satu rute untuk mencapai Budug Asu. Tapi jika Dolaners memutuskan untuk berjalan kaki, sebaiknya mengambil rute dari Kebuh Teh Wonosari Lawang. Jalan kaki? Yup! Namanya juga hiking. Lagipula, medan melalui Kebun Teh Wonosari ini masih terbilang nyaman. Jalannya sudah terbuka lebar, hanya berbatu dan tanah yang akan jadi becek saat musim penghujan atau berdebu saat musim kemarau. Jika Dolaners suka naik gunung, tentu sudah bisa bersyukur dengan medan seperti ini. Perjalanan sejauh kurang lebih 3 kilometer dari pos parkir Kebuh Teh Wonosari ini akan memakan waktu sekitar 2,5 jam, tergantung kecepatan Dolaners. Apalagi pemandangan di sepanjang perjalanan tak bisa dibilang biasa-biasa saja, besar kemungkinan Dolaners akan sering berhenti untuk menikmati asrinya hutan pinus, perkebunan kopi, dan kicau burung. Belum lagi kalau masih nyempetin selfie, wefie, atau istirahat.

2. Trek Khas Lereng Arjuno, Tanjakan Dhemit

Jalan batu yang mendominasi hutan pinus akan beranjak berganti tanah saat Dolaners sudah semakin mendekati area Budug Asu. Dolaners akan melewati pos masuk, dan kemudian dihadapkan pada dua pilihan trek. Trek pertama memutar dan lebih landai, sedangkan trek kedua lebih dekat namun menanjak. Parah.

Kalau Dolaners mau santai, atau memang kurang terbiasa dengan kegiatan fisik yang menguras tenaga, sebaiknya memilih trek yang lebih landai. Tak apa memerlukan waktu sedikit lebih lama, sekalian menikmati pemandangan perbukitan di lereng Gunung Arjuno. Tapi jika Dolaners memang sanggup, silakan memilih Tanjakan Dhemit. Tanjakan ini terbentang cuma sekitar 500 meter, namun kemiringannya nyaris mencapai 80 derajat. Sudah terpasang tali untuk membantu pendakian, tapi situasinya tetep bisa bikin mual kalau Dolaners tak biasa.

3. Off Road Seru bagi Penyuka Tantangan Berlumpur

Beda lagi bila Dolaners kurang suka jalan kaki, tapi lebih menikmati off road. Dolaners bisa menyewa mobil jeep di Malang. Persewaan off road di Malang biasanya menyertakan driver juga, jadi Dolaners tinggal duduk manis menikmati perjalanan menuju Budug Asu. Mmmm… gak bisa duduk manis juga, sih.

Selain mobil jeep, Dolaners bisa menggunakan motor trail. Jika tak ada motor trail tapi mau pakai motor sendiri, tak apa. Dolaners bisa menitipkannya di Curah Lawang, dan tetep lanjut dengan jalan kaki karena setelah titik ini medannya terjal dan menanjak, licin dan berlumpur saat musim hujan. Oh ya, motor matic dan sejenisnya sangat tidak disarankan ya, Dolaners! Rute yang biasa ditempuh untuk penggemar off road dan motor trail biasanya melalui pertigaan Ardimulyo atau BBIB (Balai Besar Inseminasi Buatan) SongSong Singosari. Jarak tempuhnya sekitar 5 kilometer dan membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam sampai Dolaners tiba di Budug Asu. Rute yang sama ini bisa digunakan juga untuk penggemar gowes. Hanya saja, jelas waktu tempuhnya akan lebih lama.

4. Canyoning di Tebing Sriti, Menguji Ketangkasan dan Mengasah Adrenalin

Jika menggunakan jasa trip atau penyelenggara outbound di Malang, Dolaners bisa melakukan berbagai kegiatan seru di Budug Asu. Salah satu kegiatan menarik untuk dicoba adalah canyoning.

Lokasi canyoning di lereng Gunung Arjuno ini tak terlalu jauh dari Budug Asu, tepatnya di Tebing Sriti. Tebing ini berupa patahan yang eksotis, dan untuk melewatinya Dolaners akan dibantu dengan tali serta sling baja. Pasti seru! Cocok dicoba saat liburan, kan?

5. Rock Climbing yang Menantang di Budug Asu

Tak cuma canyoning, Dolaners bisa coba kegiatan lain yang tak kalah seru dan menantang, rock climbing! Ada juga extreme bridge, kegiatan yang mengharuskan Dolaners menyeberangi sebuah jembatan layang di ketinggian lereng Gunung Arjuno. Eww, bikin semriwing, deh!

Masih ada pula hammocking. Eitts, ini bukan sekedar berayun-ayun di dalam hammock yang nyaman loh ya, Dolaners! Hammock di Budug Asu ini akan digantung di atas seutas tali yang masing-masing ujungnya tertaut pada tebing batu. Yak, lagi-lagi bergelantungan di atas ketinggian. Menggoda untuk dicoba, bukan? Tapi demi keamanan, wajib ada pendamping ya, Dolaners. Jadi hubungi penyedia jasa outbound seperti ini di Malang sebelum Dolaners ke Budug Asu.

6. Jalan-Jalan Santai, Menjelajah Camping Ground Budug Asu

Jika terkendala budget, atau Dolaners males ribet dan maunya langsung ke Budug Asu saja, tak apa. Setiba di Budug Asu, Dolaners masih disuguhi pemandangan alam yang luar biasa. Sekedar jalan-jalan santai takkan ada ruginya.

Budug Asu sebenarnya sudah menjadi camping ground sejak lama. Ada saja kalangan pecinta alam yang mengusung tenda mereka dan bermalam di Budug Asu. Jadi topografi area ini juga cukup lapang, masih nyaman dan asik-asik saja buat sekedar jalan-jalan.

7. Bersantai Bermalasan dengan Pemandangan Pegunungan yang Hijau

Sudah capek jalan mulai dari Kebuh Teh Wonosari? Cuma mau bersantai selonjoran merasakan kaki yang ngilu? Ya udah, bersantai saja menikmati semilir angin pegunungan.

Sekedar duduk gak ngapa-ngapain saja, Dolaners sudah menikmati suguhan alam yang memukau. Di sebelah utara, tampak Gunung Arjuno dengan puncaknya. Di sebelah selatan, tampak Gunung Panderman di Kota Batu. Di sebelah timur, hamparan kebun teh yang hijau tampak seperti rimbunan semak yang luas. Kemudian lebih jauh lagi di timur, Dolaners bisa melihat puncak Mahameru menjadi foreground yang eksotis. Apa yang tampak di depan mata ini, sungguh keindahan yang tiada duanya.

8. Camping, Bermalam di Budug Asu

Kembali kepada fungsinya semula sebagai camping ground, Dolaners bisa bawa tenda untuk bermalam di Budug Asu. Meskipun dianggap biasa bagi kalangan pecinta alam, takkan mudah bagi kebanyakan orang untuk membawa perbekalan camping sekaligus tenda hingga ke camping ground Budug Asu.

Tapi jerih payah selama perjalanan dengan membawa beratnya perbekalan akan terbayar tuntas. Siapa tahu, kabut sedang turun sehingga Dolaners tidak bisa menikmati panorama lereng Gunung Arjuno. Sayang kan, kalau sudah trekking lelah jauh-jauh, tapi sejauh mata memandang cuma terlihat kelamnya kabut? Lagipula, saat ini sudah ada warung di Budug Asu. Dolaners bisa meninggalkan perbekalan makanan dan menikmati soto, mie rebus, atau nasi lalapan di warung ini. Jajan gorengan juga bisa.

9. Menunggu Sunrise, Menjemput Hari di Lereng Arjuno yang Tenang

Asiknya lagi bila mendirikan tenda dan bermalam di Budug Asu, pagi-paginya Dolaners bisa menunggu matahari terbit. Suasana yang tenang, sementara sang surya perlahan muncul dari barisan pegunungan Bromo – Tengger – Semeru di kejauhan.

Hamparan pemukiman nun jauh di bawah sana, di kaki gunung, tampak semakin jelas seiring matahari yang naik semakin tinggi. Pelan-pelan, kabut pagi serta-merta berarak menipis dan menghilang. Pemandangan yang layak ditunggu semalaman, kan?

10. Selfie Kekinian, Menjaga Eksistensi saat Mblusuk ke Perbukitan

Satu hal pasti yang gak boleh ketinggalan bagi generasi kekinian, selfie. Makanya, sudah ada gardu pandang yang disediakan di Budug Asu. Bahkan, gardu pandang ini dirawat dan diperbaiki seiring waktu.

Hitsnya selfie bertema gardu pandang rasa-rasanya takkan segera pudar. Jadi tak perlu merisaukan follower Dolaners selama ditinggal hiking ke Budug Asu. Sehabisnya dari Budug Asu, bisa jadi Dolaners malah makin hits.

Mau ke Budug Asu? Sebaiknya jangan berangkat terlalu sore dari Kota Malang, apalagi saat musim hujan karena kabut turun sering tak terduga. Dolaners bisa berangkat dari jalur Wisata Agro Wonosari di Kecamatan Lawang, Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Kecamatan Singosari, atau dari jalur Stupa Sumberawan Kecamatan Singosari.