Dolaners tahu dong apa yag lagi hits di Malang saat ini? Yup! Gardu pandang. Entah bagaimana, popularitas beragam spot selfie di puncak atau lereng bukit menjadi ngehits banget belakangan ini. Dan Malang memang punya banyak lokasi yang menawarkan pemandangan perbukitan menghampar sampai jauh. Bagaimana kalau pemandangan seperti ini digabungkan di satu tempat dengan destinasi wisata yang masih alami? Tak percaya? Coba lihat dulu ke Coban Bidadari.
1. Lengkapi Koleksi Foto Gardu Pandang
Tahu kan yang lagi ngehits saat ini? Selfie di gardu pandang. Yak, beneran gak ada matinya kalau spot swafoto dilakukan di ketinggian, beradu dengan warna langit yang biru cerah. Dengan latar puncak-puncak perbukitan, ditambah dengan kabut yang tampak tipis mengambang, spot foto gardu pandang memang layak disebut sebagai taman langit. Saking hitsnya tema foto seperti ini, rasanya belum gaul kalau Dolaners belum punya satu saja foto gardu pandang atau taman langit di Instagram. Beda ceritanya kalau Dolaners ke Coban Bidadari.
Begitu memasuki gapura sederhana yang menjadi pintu masuk kawasan coban, Dolaners akan langsung disuguhi pilihan gardu pandang. Bahkan sebelum menginjakkan kaki ke salah satu gardu pandangnya, Dolaners sudah bisa melihat lereng-lereng dan puncak perbukitan di kejauhan yang tampak hijau pekat. Langkahkan kaki dan berpijaklah di salah satu gardu pandang, keseluruhan siluet yang dihasilkan dalam frame kamera adalah Dolaners yang seolah berada di langit memandang ke arah puncak perbukitan di bawah sana. Layak banget disebut taman langit, kan?
2. Menjadi Bidadari di Puncak Bidadari
Puncak tertinggi di kawasan Coban Bidadari sering juga disebut Puncak Bidadari. Sebenarnya ini adalah area di sekitar pintu masuk, dan memang letaknya cukup tinggi bila dibandingkan dengan lembah dan ngarai di sekitarnya. Di area inilah terkonsentrasi beberapa spot selfie dan gardu pandang.
Yup, tak hanya satu gardu pandang, Dolaners. Di satu spot, Dolaners disuguhi sebuah teras gubuk yang eksotis. Ada pula tema sarang burung, di mana Dolaners bisa tampak seperti berada di sebuah sarang burung elang di tepian tebing. Kalau mau tema cantik, ada gardu pandang berbentuk bunga matahari yang eye catching. Pilihan gardu pandang yang lebih sederhana, tanpa tema muluk apapun, malah lebih banyak. Dan justru di gardu pandang seperti ini Dolaners bisa dapat background pegunungan yang lebih keren untuk selfie. Kalau mau wefie juga bisa, bersama pasangan, keluarga, atau beberapa teman dekat. Tapi terbatas saja ya Dolaners, karena setiap gardu pandang memang tidak dibangun untuk mengakomodasi orang sekampung. Dan mumpung ke suatu tempat bernama bidadari, nih. Dolaners bisa pilih spot selfie dengan tampilan sayap yang akan tampak kece di balik punggung. Apalagi kalau Dolaners siap dengan kostum yang pas. Sudah terbayang foto dan caption yang bakal diunggah?
3. Sekali Mendaki, Beberapa Puncak Tercapai
Masih tentang gardu pandang dan popularitasnya. Sebagai anak gaul, Dolaners tentu tahu seberapa hits nya foto-foto gardu pandang yang wira wiri di Instagram. Dan tentu Dolaners juga tahu seberapa banyak jerih payah dan perjuangan yang harus dilalui untuk mencapai sebuah gardu pandang. Cuma satu loh, Dolaners.
Tapi beda dengan Coban Bidadari. Sekalinya Dolaners menempuh perjalanan ke luar Kota Malang, sesampainya di kawasan coban, Dolaners bisa menjiplak beberapa tema gardu pandang yang lagi hits di Malang. Misalnya, tema ayunan taman langit di Coban Rais Batu bisa Dolaners dapat dengan ayunan di Coban Bidadari. Tema rumah pohon ala-ala Gunung Banyak Batu juga bisa didapat di Coban Bidadari, asal dengan angle kamera yang cermat. Tak hanya rumah pohon, Dolaners bisa dapat tema selfie dengan sayap seperti di Gunung Banyak juga, tapi masih di lokasi yang sama, di Coban Bidadari. Bahkan tema sarang burung di Coban Bidadari ini mirip dengan yang ada di Bukit Jomblo Tulungagung. Jauh kan, kalau harus wira wiri ke Batu atau Tulungagung hanya untuk satu selfie? Dan masih ada lagi istimewanya, Dolaners. Coba tebak? Dolaners bisa foto sepuasnya di semua spot tanpa biaya tambahan apapun. Nah, ini baru beda, bukan?
4. Wisata yang Masih Alami, Belum Banyak Polesan
Apakah Coban Bidadari cuma punya spot selfie saja? Tentu tidak, Dolaners. Bahkan, destinasi wisata alam di Kabupaten Malang ini sebenarnya pilihan yang pas kalau Dolaners lebih suka mengunjungi tempat-tempat yang masih alami. Area gardu pandang hanya berada di sekitar pintu masuk. Selanjutnya?
Petualangan yang sesungguhnya baru dimulai. Lanjutkan langkah melewati deretan gardu pandang dan spot-spot selfie kekinian ini, Dolaners akan dihadapkan pada jalur jalan setapak tanah. Tak ada bantuan paving atau pagar di kiri kanan yang bisa jadi tumpuan. Dan seperti umumnya jalur menuju air terjun, Dolaners harus melewati tebing menurun menuju area Coban Bidadari. Liku jalan tanah ini sudah berbentuk undakan di beberapa bagian, cukup membantu menyediakan pijakan yang stabil bila Dolaners tidak terbiasa dengan jalur trekking. Tapi kalau Dolaners sudah terbiasa, jalan setapak ini masih bisa dibilang mudah. Hanya saja, memang medan jadi lebih sulit bila musim penghujan karena bisa jadi licin dan berbahaya. Belum lagi kalau tiba-tiba kabut datang dan menutupi pandangan. Dan untuk mencapai area air terjunnya, Dolaners akan menyeberangi aliran sungai kecil. Lagi-lagi, ini bisa jadi soal bila Dolaners datang saat musim hujan.
5. Sejuknya Air Terjun Bidadari
Begitu Dolaners sampai di area air terjunnya, perjuangan menuruni tebing tanah yang curam akan segera terasa hilang menguap begitu saja. Air sejuk yang bersumber langsung dari hutan akan membuat Dolaners melupakan sakitnya jatuh berseluncur di jalan setapak tanah tadi.
Yak, air yang mengalir di Coban Bidadari ini berasal dari kawasan hutan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Memang lokasi Coban Bidadari ini berada dalam jalur pendakian menuju Gunung Semeru bila Dolaners berangkat dari arah Kota Malang. Karenanya, banyak pendaki yang mampir ke coban ini saat berangkat atau sekembalinya dari Gunung Semeru. Tak hanya pendaki, para wisatawan yang menuju Gunung Bromo dari arah Kota Malang juga melewati Coban Bidadari. Jadi, yang datang ke coban ini tak hanya pemburu selfie kekinian saja ya, Dolaners.
6. Jalur Persinggahan yang Menyimpan Daya Tarik
Sebagai jalur persinggahan menuju kedua gunung yang terkenal di Jawa Timur, Coban Bidadari memiliki potensi wisata yang masih bisa dikembangkan. Misalnya, spot selfie dan gardu pandang terus bertambah seiring dengan semakin banyaknya pengunjung destinasi wisata alam ini.
Tanpa harus ke Gunung Semeru atau Bromo sekalipun, perjalanan menuju Coban Bidadari bisa jadi tujuan wisata tersendiri. Sepanjang jalan menuju Coban Bidadari, Dolaners akan menikmati pemandangan lembah dan bukit hijau, ditimpa dengan hawa dingin dan kabut yang sesekali menghampiri. Semuanya benar-benar memukau. Gubugklalah sendiri sudah dinobatkan sebagai desa wisata, jadi Dolaners tak perlu buru-buru pulang setelah dari Coban Bidadari. Semakin banyak penginapan dan homestay di Desa Gubugklalah. Dolaners bisa memulihkan tenaga untuk keesokan harinya menuju ke Coban Pelangi atau Gunungsari Sunset.
Lokasi Coban Bidadari: Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang
Harga
Tiket Masuk: Rp.10.000,-
Tiket Parkir Motor: Rp. 5.000,-
Tiket Parkir Mobil: Rp. 7.000,-
Kalau mau ngehits, tak perlu repot, Dolaners. Yang lebih penting, Dolaners menikmati perjalanan, dan bersyukur atas anugerah alam yang begitu indah. Ya… gak nolak sih, kalau ada spot selfie kece. Iya, kan?
1 Comment
Pingback: Coban Bidadari Malang | Hadi Waluyo's Blog