Sudah pernah dengar tentang Kebun Teh Wonosari di Malang? Kalau dibandingkan dengan Kebun Teh Rancabali, misalnya, Malang memang masih kalah hits, sih. Tapi sebenarnya Jawa Timur punya beberapa kebun teh, sama seperti Jawa barat. Dan yang paling populer di belahan timur pulau ini? Tentulah, Kebun Teh Wonosari Malang.
1. Kesejukan Lereng Gunung Arjuno
Kebun Teh Wonosari di Kabupaten Malang ini merupakan peninggalan Belanda yang mulai dibudidayakan sejak tahun 1910. Dengan luas lebih dari 1000 hektar dan ketinggian sekitar 1.000 mdpl, Kebun Teh Wonosari menawarkan pemandangan hijau tersendiri di kawasan lereng Gunung Arjuno.
Pada kisaran 19 hingga 26 derajat, Kebun Teh Wonosari terasa sejuk, bahkan saat matahari bersinar terik disiang hari. Tapi kalau Dolaners terbiasa dengan suhu Kota Malang, atau Kota Batu, suhu pagi hari di Kebun Teh Wonosari akan lebih terasa nyaman di kulit.
2. Kebun Tua Sumber Kehidupan Warga Dusun Wonosari
Suhu udara yang sejuk di pelosok Singosari Malang ini membawa berkah bagi warganya. Sebagian besar warga Dusun Wonosari bekerja di perkebunan teh ini, menjalani hidup yang bersahaja.
Penghasilan setiap buruh pemetik daun teh tak bisa dipastikan setiap harinya. Namun orang-orang sederhana ini tak mengeluh dan berhenti bersyukur, kebersajahaan yang sudah langka dimasa kini.
3. Menghirup Wangi Daun Teh
Saat Dolaners tea walk di Kebun Teh Wonosari, sempatkan bertukar sapa dengan para pekerja ini. Melihat para pekerja memetik pucuk-pucuk daun teh dengan lihai jemarinya, Dolaners akan bisa merasakan kehidupan mengalir dan berdenyut di perkebunan teh tua ini.
Dan karena tea walk telah menjadi wisata yang cukup hits, sempatkan selfie di antara petak-petak teh Wonosari. Sembari menghirup aroma daun teh yang terhampar luas, berdiri di jalur-jalur sempit di antara petak-petak teh ini akan menjadi pengalaman menenangkan. Hanya angin yang berhembus dan keheningan alam yang menyertai.
4. Melihat Hijau Sejauh Kaki Melangkah
Bila jalur-jalur sempit ini terasa agak mengintimidasi, mungkin Dolaners merasa kurang nyaman memikirkan entah hewan apa yang melata di bawah sana, di antara gelap dan rimbunnya ranting-ranting teh, jalan-jalan di luar area kebun juga tak kalah asik. Lagipula banyak pepohonan tinggi yang meneduhi saat Dolaners menjelajah area kebun teh ini, jadi siang tak terasa begitu terik.
Kebun teh peninggalan Belanda ini sekarang dikelola oleh PTPN XII. Tak hanya merawat budidaya teh ribuan hektar, perusahaan milik pemerintah ini juga mengelola kawasan Wonosari menjadi wisata agro yang ramah pengunjung. Fasilitasnya dibangun dengan baik, wahana-wahana yang menarik disediakan, dan yang lagi hits saat ini adalah Bukit Kuneer.
5. Mencecap Selera Kekinian di Bukit Kuneer
Bukit Kuneer sebenarnya masih berada dalam satu kawasan dengan Kebun Teh Wonosari. Hanya saja, area Bukit Kuneer memang dirancang untuk memuaskan selera wisata millennial yang sepertinya tak bisa dilakukan tanpa satu kegiatan wajib, yaitu selfie.
Nah, kalau Dolaners mau hits dan kekinian, sudah tersedia signage atau sign board, bertuliskan Bukit Kuneer Kebun Wonosari berwarna kuning yang tampak menonjol pada latar belakang hijaunya hamparan Kebun Teh Wonosari.
6. Meniti Jembatan Hits Melintasi Kebun Teh
Tapi yang tak kalah hits di Bukit Kuneer adalah jembatan kayu yang dibangun melintas di atas tumbuhan perdu teh Wonosari. Iya, jembatan kayu ini mungkin mengingatkan Dolaners pada Jembatan Sawah Sukorame di Yogyakarta.
Bila Jembatan Sawah Sukorame terbuat dari bambu dan berada di atas hamparan sawah padi, jembatan di Bukit Kuneer ini dibangun dari kayu di atas hamparan kebun teh. Berada di dermaga berpagar ini, Dolaners bisa melihat lautan daun teh di lereng Arjuno serta lembahnya yang membiru seakan fatamorgana di kejauhan.
7. Wisata Gardu Pandang dengan Panorama Perbukitan Hijau
Di sepanjang jembatan kayu tadi Dolaners bisa berhenti sejenak di spot-spot selfie yang telah disediakan. Spot selfie berbentuk hati dengan hiasan bunga-bunga cantik jadi spot favorit sebagian besar pengunjung di sini. Tapi lihatlah lebih jauh di antara semak-semak teh. Ada sebilah papan mirip surfboard!
Papan surfboard ini mirip seperti gardu pandang. Posisinya yang berada di lereng memungkinkan Dolaners melihat barisan petak teh yang tertata rapi di lembah lebih rendah. Tak hanya sebagai titik strategis untuk menikmati pemandangan, spot ini juga bisa jadi lokasi selfie yang menarik.
8. Wisata Zaman Now dengan Spot Selfie
Selfie memang seakan tak bisa dipisahkan dari kegiatan wisata kekinian. Tea walk yang tenang sepertinya kurang bikin greget buat generasi millennial. Jadi, tak hanya spot selfie di jembatan dan gardu pandang, spot selfie lain juga dibangun di antara rimbunnya petak teh.
Adalah spot gubuk yang artistik, berkonsep alami yang menyatu dengan sekitarnya. Kalau kebetulan tak ada yang berminat selfie di sini, Dolaners bisa selonjoran melemaskan kaki, beristirahat sejenak setelah menjelajahi kebun teh yang luas, dan menghirup bersihnya udara sejuk lereng Arjuno.
9. Wisata Edukasi di Pabrik Teh Wonosari
Sudah tea walk, sudah selfie, tapi masih ada yang kurang? Iya, sempatkan melihat pemrosesan pucuk-pucuk daun teh yang telah dipetik hingga menjadi teh yang siap diseduh.
Teh memang minuman sejuta umat di negara ini. Bahkan di beberapa kedai, segelas teh manis bisa dibeli tak lebih dari 5 ribu perak. Tapi di Eropa, teh adalah minuman berkelas dan menjadi ritual harian bagi hampir setiap Londoner. Konsumsi teh warga Benua Biru ini bahkan membuat Belanda datang ke Nusantara dan memaksakan perkebunan teh di beberapa tempat, termasuk di Wonosari. Bagaimana di Asia? Jepang punya ritual sakral minum teh, meskipun racikan tehnya sedikit berbeda. Jadi apa ruginya kalau Dolaners menyempatkan mampir ke Pabrik Teh Wonosari yang usianya setua perkebunan tehnya? Nguri-uri, dalam istilah Bahasa Jawa. Setidaknya, Dolaners bisa beli oleh-oleh Teh Rolas dengan harga bagus.
10. Destinasi Wisata yang Menyegarkan Jiwa dan Raga
Suasana yang tenang dan udara yang sejuk di Kebun Teh Wonosari memang jadi tawaran retreat yang sulit ditolak. Apalagi setelah bermalam sejenak, tentu Dolaners akan merasa bugar dan siap beraktivitas dengan semangat baru.
Tak hanya villa atau hotel, destinasi wisata ini sudah memiliki daya dukung mumpuni. Ada camping ground, kolam renang, kebun binatang mini, kereta kelinci, taman bermain, ATV, berkuda, wall climbing, paintball, sepeda air, flying fox, mobil baterai, sepeda gunung, dan berbagai kegiatan seru yang bisa dicoba selama Dolaners beristirahat di kawasan Wonosari.
Mau ke Kebun Teh dan Bukit Kuneed Wonosari? Mudah saja. Destinasi wisata ini hanya berjarak sekitar 30 kilometer dari Kota Malang, dengan waktu tempuh sekitar 30 menit saja. Ada dua pilihan rute yang bisa dicoba. Pertama lewat Singosari, Dolaners keluar dari jalan utama Malang-Surabaya dan belok kiri masuk ke kawasan Song-Song Adimulyo, terus hingga masuk ke wilayah Desa Toyomarto. Rute kedua lewat Lawang, Dolaners tinggal belok kiri mengikuti petunjuk arah menuju Kebun Teh Wonosari. Jangan segan bertanya pada warga yang melintas karena Dolaners akan melalui jalan yang berliku-liku.
Alamat: Dusun Wonosari, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang
Jam Buka: 07.00 -17.00 WIB
Harga Tiket Masuk
Hari Kerja: Rp. 8.000,-
Hari Libur: Rp. 12.000,-