9 Coban Eksotis yang Musti Dilihat di Malang

Suara gemuruh air yang jatuh menderas ke bumi, buliran airnya yang menyapa wajah seakan mengucapkan selamat datang. Belum lagi kolam yang tenang dan airnya yang begitu jernih, seolah memanggil-manggil untuk diselami kedalamannya. Beginilah yang terasa bila Dolaners mengunjungi salah satu saja air terjun yang dimiliki Malang. Dan tak hanya satu, masih ada lebih banyak lagi coban eksotis di Malang. Apa saja?

1. Coban Kethak

Berada di perbatasan antara Kabupaten Malang dengan Kediri, Dolaners bisa mendapati Coban Kethak di kawasan milik Perhutani. Coban ini kemudian mengalir menjadi Sungai Lanang yang melanjutkan perjalanannya hingga bermuara di Kediri. Penduduk sekitar menamai coban ini Grojogan Singo karena deras air yang jatuh membelah dan seolah membentuk surai singa.

Coban Kethak bisa dinikmati oleh wisatawan baru dalam tiga tahun belakangan ini, jadi fasilitas-fasilitas wisatanya, seperti gazebo dan permainan anak, juga masih baru. Kalau Dolaners suka durian Kesambon, Coban Kethak ini bisa jadi destinasi wisata yang memuaskan perut dan mata. Bagaimana tidak, sepanjang perjalanan menuju coban, Dolaners akan disuguhi pemandangan pohon-pohon durian yang lebat di kanan kiri jalan. Dan pasti, tidak hanya untuk dilihat ya, Dolaners.

2. Coban Rondo

Coban Rondo sudah cukup populer. Dan karena popularitas yang bertahan sekian lama inilah, maka akses menuju air terjun cukup terbilang mudah dibanding air terjun lain di Malang yang masih alami. Sehingga, Coban Rondo ini adalah destinasi wisata air terjun yang paling cocok untuk keluarga dengan anak kecil. Tapi bukan berarti anak muda tak ada yang ke coban ini, ya Dolaners.

Air terjun yang bersumber dari Cemoro Dudo Gunung Kawi ini bukan satu-satunya hal yang menarik di destinasi wisata ini. Dengan pengelolaan yang baik, kawasan wisata ini sekarang telah dilengkapi oleh taman labirin yang instagenic, camping ground, wahana outbond, flying fox, area airsoftgun, area paintball, jungle tracking, dan masih banyak lagi fasilitas-fasilitas pendukung wisata yang lain.

3. Coban Pelangi

Eksotisme coban ini adalah bias warna pelangi yang sering tampak di area air terjunnya. Begitulah nama Pelangi disematkan pada coban ini. Kalau bisa sampai di lokasi coban saat pagi, Dolaners bisa menikmati udara yang sejuk dengan kabut yang sering turun mengambang tipis di area air terjun.

Coban Pelangi adalah wanawisata yang berada dalam pengelolaan Perum Perhutani. Dikelilingi oleh kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Coban Pelangi masih di wilayah kaki Gunung Semeru. Dimusim penghujan, jam kunjungan wisatawan dibatasi hingga pukul 4 sore saja demi alasan keamanan.

4. Coban Nirwana

Coban Nirwana dikenal juga dengan nama Coban Mbok Karimah. Keduanya bukan nama resmi, tapi entah bagaimana banyak orang menyebut coban ini dengan kedua nama tersebut. Masih terbilang baru ngehits, coban ini belum punya fasilitas yang memadai selayaknya destinasi wisata lain di Malang. Bahkan belum ada tiket masuk yang dikenakan pada pengunjung.

Tapi justru karena inilah, Coban Nirwana menyajikan pemandangan indah yang masih alami. Lokasi coban ini di kawasan perbatasan Desa Gedangan dengan Sumbermanjing Wetan. Kalau Dolaners suka destinasi-destinasi wisata alam yang masih belum banyak terjamah, coban yang satu ini bisa jadi destinasi berikutnya.

5. Coban Tundo

Bergeser sedikit ke desa tetangga, destinasi wisata alam lain yang sama-sama masih baru ngehits juga. Dolaners bisa menengok Coban Tundo di Sumbermanjing Wetan. Lokasinya agak susah ditemukan, tapi terbayar dengan pemandangan air birunya.

Dan tak hanya airnya yang tampak eksotis, tapi coban ini sejatinya bersusun atau bertingkat tiga. Karenanya, Coban Tundo ini punya urutan nomer satu, dua, dan tiga, mulai dari yang paling atas sampai ke bawah. Penasaran seperti apa keindahannya?

6. Coban Gintung

Coban Gintung adalah salah satu dari coban yang masih alami di Malang. Tak banyak mendapat polesan, coban ini sudah eksotis dengan pohon-pohon menjulang yang mengelilinginya secara alami.

Satu-satunya fasilitas yang melengkapi air terjunnya adalah sebuah rumah pohon. Pun, rumah pohon ini kecil saja, hanya cukup untuk menampung empat orang dewasa. Kalau Dolaners suka update foto di Instagram, kudu banyak sabarnya bila mengantri naik ke rumah pohon ini.

7. Coban Sumber Pitu Tumpang

Coban Sumber Pitu, atau disebut juga Umbulan Pitu, yang berada di kawasan Tumpang ini sesederhana namanya. Ada tujuh sumber air, atau umbul dalam bahasa Jawa, berjajar yang masing-masing menghasilkan air terjun. Ketujuh air terjun ini masih dikelilingi hutan rimbun dengan hamparan rumput hijau di kaki coban.

Tak hanya eksotisme air terjunnya, Coban Sumber Pitu juga menawarkan pemandangan perkebunan sayur dan apel dalam perjalanan Dolaners dari tempat parkir menuju area air terjun. Pilihan Dolaners saat melintasi perkebunan ini hanya berjalan kaki, ya.

8. Coban Sumber Pitu Pujon

Coban Sumber Pitu yang ada di Pujon ini akan menyambutmu dengan aliran sungainya saat Dolaners mulai mendekati area air terjun. Bahkan Dolaners bisa mulai mendengar gemericik suara air terjunnya meskipun belum sampai benar di lokasi.

Saat Coban Sumber Pitu didepan mata, Dolaners bisa terpukau oleh eksotisnya keseluruhan tampilan air terjun ini. Derai air yang jatuh seakan menjadi tirai raksasa yang mengalun tiada henti, menutupi tebing hijau yang tak kalah cantiknya. Kalau Dolaners penyuka fotografi, Coban Sumber Pitu takkan lewat dari kamera begitu saja.

9. Coban Ringin Gantung

Coban Ringin Gantung ini lokasinya tak terlalu jauh dari Coban Sumber Pitu atau Umbul Pitu Tumpang. Nama Ringin Gantung ini berasal dari pohon beringin yang menempel di sisi barat tebing air terjun.

Kalau Dolaners suka tracking yang lumayan menantang, Coban Ringin Gantung ini bisa jadi pilihan yang pas. Belum ada tiket masuk, kawasannya juga masih alami, yang berarti pula minimnya fasilitas wisata.

Memang Malang punya banyak sekali destinasi wisata air terjun, atau coban. Sebagian kawasan coban ini sudah dilengkapi dengan fasilitas wisata yang memadai, tapi masih banyak lagi coban yang alami dengan insfrastruktur minimal. Keduanya punya eksotisme dan daya tarik tersendiri, yang bisa disesuaikan dengan pilihan pribadi.